Sabtu, 25 November 2017

Pacar Ketinggalan Kereta (1989)

Entah sudah berapa film musikal buatan lokal yang saya tonton. Kalau tidak salah Tiga Dara (hasil restorasi) adalah film musikal lokal yang terakhir saya tonton setahun lalu. Setelah sekian lama, akhirnya saya bisa menonton film musikal buatan anak negeri lainnya. Film itu adalah Pacar Ketinggalan Kereta. Sebuah film karya sutradara legendaris Indonesia - Teguh Karya. Sedikit trivia, film ini adalah film layar lebar terakhir dari beliau. Pacar Ketinggalan Kereta juga adalah salah satu upaya Teguh Karya untuk menggapai pasar mainstream. Usaha ini tergolong berhasil dan menjadikannya sebagai film yang paling banyak ditonton pada tahun itu (kata Wikipedia). Dalam ajang Festival Film Indonesia 1989, film ini mendapat 13 nominasi Piala Citra dan berhasil memenangkan delapan yaitu Film Terbaik, Sutradara Terbaik (Teguh Karya), Art (Adji Mamat Borneo), Editing (Karsono Hadi), Tata Musik Terbaik (Iwan Mauritz), Aktor Terbaik (Rachmat Hidayat), Aktris Terbaik (Tuti Indra Malaon), dan Aktris Pendukung Terbaik (Niniek L. Karim).

Jumat, 17 November 2017

Justice League (2017)

Inilah film yang ditunggu-tunggu oleh penggemar komik DC (atau mungkin semua orang). Sebuah film yang mempertemukan beberapa superhero unggulan DC dalam satu frame. Film itu adalah Justice League. Setelah Wonder Woman yang mendapat respon positif dari beberapa kalangan, wajar saja jika banyak orang menaruh ekspetasi tinggi pada film ini. Harus diakui memang kalau WW telah membukakan sedikit jalan bagi DCEU (DC Extended Universe) menuju ke jalan yang benar. Namun yang menjadi pertanyaan (di benak saya): Apakah film ini bisa sebagus WW atau minimal lebih baik dari BvS? Karena sudah pasti kalau Justice League ini memang mengemban beban yang luar biasa.

Kamis, 26 Oktober 2017

Blade Runner 2049 (2017)


REVIEW INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER

"Cuk! Film apaan jancuk! Gajelas banget." kata salah satu mas-mas yang duduk di sebelah kanan saya. Ia mengucapkan kalimat "indah" itu saat film telah usai. Bukan salah dia sepenuhnya. Menurut saya, ada beberapa penyebab kenapa mas-mas itu bisa berucap demikian. Pertama, mungkin ia belum pernah menonton film pertamanya. Sehingga ia tidak paham dengan "suasana" dunia Blade Runner dan apa yang menjadi pokok masalah di film itu. Kedua, Blade Runner 2049 memang memiliki tempo bercerita yang lambat sekali. Hal itu memang berpotensi memberikan rasa bosan yang luar biasa bagi penonton yang tidak terbiasa dengan alur penceritaan seperti ini. Ketiga - dan saya yakin - karena trailer film-nya yang agak misleading. Jika mereka menonton trailer-nya, mereka mungkin mengira kalau Blade Runner 2049 adalah sajian action-science fiction. Pada akhirnya, mereka pun tertipu saat menonton film penuhnya. Bahwa film ini bukan seperti yang ditonjolkan pada trailer-nya.

Sabtu, 16 September 2017

The Beguiled (1971)

Jika mendengar nama Clint Eastwood, jujur yang ada di benak orang-orang (termasuk saya) mungkin adalah sosok cowboy anti-hero yang tangguh. Tidak salah memang. Eastwood memanglah seorang aktor yang terkenal dengan peran-peran seperti itu. Entah sudah berapa banyak beliau bermain di film bergenre western (Unforgiven adalah yang terakhir). Tapi saya yakin sebagian besar orang mengenalnya saat bermain di tiga film western arahan sutradara Sergio Leone. Film-film itu adalah A Fistful of Dollars; For A Few Dollars More; dan The Good, The Bad, and The Ugly. Ketiga film itulah yang mengangkat nama seorang Clint Eastwood.

Jumat, 25 Agustus 2017

American Made (2017)

Sebelum film ini, total sudah dua kali Tom Cruise bermain dalam film bergenre biography. Pertama ada Born on the Fourth of July (1989) yang mana ia memerankan Ron Kovic seorang veteran Perang Vietnam. Kedua ada Valkyrie (2008) dan di situ ia berperan sebagai Kolonel Claus von Stauffenberg yang punya rencana untuk membunuh Adolf Hitler. Untuk film yang terakhir disebut, saya belum menontonnya. Tahun ini, Tom Cruise berkesempatan lagi untuk bermain dalam sebuah film biography. Judulnya American Made. Awalnya saya kurang tertarik. Setelah saya tahu kalau ada nama Tom Cruise dan Doug Liman (Edge of Tomorrow, The Bourne Identity, The Wall) di dalamnya, saya pun penasaran seperti apa filmnya.

Senin, 14 Agustus 2017

Ashes of Time (东邪西毒) (1994)


REVIEW INI MUNGKIN MENGANDUNG SEDIKIT SPOILER

Sampai dengan review ini ditulis, saya baru menonton tiga film karya sutradara Wong Kar-Wai. Tiga film beliau yang sudah saya tonton adalah Chungking Express, My Blueberry Nights, dan Ashes of Time. Kali ini Ashes of Time yang akan saya bahas. Awalnya, saya penasaran dengan film ini karena ia bergenre martial arts atau lebih tepatnya Wuxia. "Wong Kar-Wai bikin film martial arts?" itulah pertanyaan yang terbesit di benak saya. Saya cuma tahu kalau Wong Kar-Wai hanya membuat film-film drama dan waktu itu saya belum tahu film beliau yang berjudul The Grandmaster. Akhirnya, saya pun menonton film ini.

Selasa, 25 Juli 2017

Dunkirk (2017)

Judul film ini mengacu pada sebuah daerah di Perancis. Daerah tersebut pernah menjadi tempat bersejarah pada masa Perang Dunia II. Peristiwa tersebut dinamakan Evakuasi Dunkirk atau Operasi Dynamo. Operasi ini merupakan misi untuk menyelamatkan tentara sekutu ketika mereka berhasil dikepung oleh tentara Jerman di sebuah pantai pada Pertempuran Perancis. Peristiwa itu berlangsung pada tanggal 26 Mei sampai 4 Juni 1940. Perdana Menteri Inggris - Winston Churchill - menyebut peristiwa ini "Musibah militer yang sangat besar". Menurut catatan sejarah, kurang lebih sekitar 300.000 tentara berhasil dievakuasi. Peristiwa bersejarah ini ternyata menarik perhatian sutradara Christopher Nolan untuk dijadikan film barunya yang diberi judul Dunkirk. Di filmnya terbarunya ini, Nolan membuat cerita yang sepenuhnya fiksi. Namun, berlatarkan peristiwa tersebut.

Senin, 10 Juli 2017

Spider-Man: Homecoming (2017)


TULISAN DI BAWAH MUNGKIN MENGANDUNG SEDIKIT SPOILER

Tepatnya sudah dua kali adaptasi layar lebar Manusia Laba-Laba ini mengalami proses reboot. Spider-Man: Homecoming adalah proses reboot kedua setelah The Amazing Spider-Man pada 2012 silam. Ini adalah film Spider-Man keempat yang saya saksikan di layar lebar. Saya merasa beruntung bisa menyaksikan trilogi milik Sam Raimi di bioskop. Ya, saya melewatkan dua film milik Marc Webb and somehow I don't regret it. Homecoming menandakan sebagai debut film solo sang Manusia Laba-Laba di Marvel Cinematic Universe (MCU) setelah kemunculannya di Captain America: Civil War. Spider-Man kini berada di tangan Marvel (meski tidak secara utuh) yang sebelumnya dipegang oleh Sony/Columbia.

Kamis, 29 Juni 2017

Dibalik Kelambu (1983)

Dibalik Kelambu adalah film kedua dari sutradara Teguh Karya yang saya tonton setelah November 1828 (1978). November 1828 berhasil membuat saya terkesima saat menyaksikannya dan langsung menobatkannya sebagai salah satu film Indonesia terbaik yang pernah saya tonton. Hal itu membuat saya segera mencari-cari filmnya Teguh Karya yang lain. Tidak lama kemudian, saya bisa berkenalan dengan film Dibalik Kelambu ini. Tidak banyak yang saya tahu tentang film ini. Hanya tahu kalau film ini memenangkan enam Piala Citra, yaitu Film Terbaik, Sutradara Terbaik (Teguh Karya), Aktor Terbaik (Slamet Rahardjo), Aktris Terbaik (Christine Hakim), Aktor Pendukung Terbaik (Maruli Sitompul), dan Editing Terbaik (George Kamarullah). Melihat pencapaian luar biasa yang diraih film ini, membuat saya tidak banyak basa-basi dan segera menontonnya.

Sabtu, 13 Mei 2017

Le Samouraï (1967)

Terkadang ada rasa bahagia yang muncul saat saya menemukan film yang sebelum ditonton saya sudah berekspetasi cukup tinggi, namun saat menontonnya film itu melebihi ekspetasi awal saya. Le Samourai karya Jean-Pierre Melville adalah salah satunya. Awal mula saya tahu film ini adalah ketika saya butuh referensi film Perancis yang bagus. Mungkin seperti orang lain kebanyakan, saya browsing list-list film Perancis yang masuk kategori bagus. Ada satu judul yang menarik perhatian saya, yakni Le Samourai. Di sana film ini dikatakan sangat berpengaruh dalam dunia perfilman. Bahkan film ini sampai memberi influence yang kuat kepada beberapa sutradara kondang, macam Martin Scorsese, John Woo, Nicolas Winding Refn, hingga Quentin Tarantino. Tanpa berpikir panjang, saya langsung mencari filmnya dan menontonnya. Saya sengaja tidak membaca sinopsisnya terlebih dahulu. Karena saya merasa "the less you know, the better".

Senin, 17 April 2017

The Twilight Zone: First Season (1959 - 1960)

Review kali ini berbeda dengan review-review sebelumnya. Jika biasanya saya menulis review film, ini untuk pertama kali saya menulis review untuk TV series. The Twilight Zone (TTZ) adalah yang menerima kehormatan untuk saya ulas. Pertama kali kenal dengan TTZ ini adalah ketika iseng-iseng searching di Google untuk mencari "best TV series of all time". Nah setelah melihat beberapa list, sering banget ketemu dengan yang namanya The Twilight Zone ini. Penasaran, akhirnya segera cari-cari infonya di situs macam Wikipedia hingga IMDb. Berdasarkan testimoni yang ada di situs-situs tersebut, TTZ ini termasuk series revolusioner di zamannya yang tayang mulai tahun 1959 hingga 1964 sebanyak lima season. Series ini dianggap paling maju pada zamannya. TTZ ini berformat anthology. Jadi series ini menawarkan cerita yang berbeda setiap episode-nya. TTZ di buat oleh Rod Serling dan juga menjabat sebagai penulis untuk beberapa episode. Setiap episode memiliki tema supranatural, fiksi ilmiah, thriller, dan terkadang horor. Di setiap episode itu pula seringkali disisipkan twist dan pesan moral yang luar biasa edan. Apalagi untuk ukuran tahun 1950-an. Kali ini saya akan mengulas season pertama TTZ yang tayang mulai 1959 hingga 1960. Buat season selanjutnya kapan-kapan aja deh. Pada season 1 ini, setiap episode selalu diawali dengan narasi oleh Rod Serling yang begini bunyinya:

Sabtu, 15 April 2017

The Fate of the Furious (2017)

Bagi saya Fast & Furious adalah salah satu franchise terbesar yang dimiliki Hollywood saat ini. Bolehlah kita menyandingkannya dengan franchise lain macam James Bond, Mission Impossible, atau Marvel Cinematic Universe. Ada satu hal yang saya suka dari franchise ini. Sejak kemunculan pertamanya lewat The Fast and the Furious 16 tahun silam, yang mulanya bercerita soal balapan jalan kemudian berganti tema pada Fast Five (2011). Ia berubah menjadi sebuah heist movie. Perubahan tersebut ternyata membawa dampak yang baik. Sampai pada Furious 7 (2015) dengan isu kemajuan teknologi masa kini, this franchise is getting better and better. Franchise ini sempat dirundung masalah tatkala Paul Walker meninggal dunia. Sepertinya hal tersebut tidak menghalangi franchise ini untuk terus berkembang. Toh, sekarang kita bisa menikmati filmnya yang kedelapan. Saya sempat khawatir apakah dengan absennya Alm. Paul Walker film ini masih bisa seru. Nyatanya, film ini semakin seru dan lebih gila dari sebelumnya.

Sabtu, 08 April 2017

Born on the Fourth of July (1989)

Pada tahun 1980-an ramai sekali film-film dengan tema Perang Vietnam yang dirilis ke layar lebar. Mulai Platoon, Full Metal Jacket, The Killing Field, hingga Missing in Action-nya Chuck Norris. Perang Vietnam ini memang berpotensi menjadi tema yang menarik jika diangkat ke layar lebar. Mungkin karena perang ini nyatanya merupakan salah satu sejarah kelam bagi Amerika Serikat. Peristiwa ini juga memakan korban yang tidak sedikit. Setelah menggarap Platoon (yang juga berlatar Perang Vietnam) beberapa tahun sebelumnya, Oliver Stone memproduksi film lagi dengan tema Perang Vietnam dengan judul Born of the Fourth of July. Diangkat dari otobiografi karya Ron Kovic dengan judul sama. Naskahnya ditulis oleh Oliver Stone dan Ron Kovic sendiri. Menurut saya, kolaborasi diantara keduanya pas sekali. Karena baik Stone dan Kovic sama-sama terlibat dalam Perang Vietnam sebenarnya. Tak lupa, film ini juga memasang Tom Cruise yang waktu itu nge-hits banget sebagai pemeran utama. Kehadiran Tom Cruise di sini merupakan lonjakan karirnya sebagai aktor. Karena ia telah menjadi seorang aktor watak, di mana sebelumnya ia dianggap sebagai aktor dengan modal tampang saja.

Minggu, 12 Maret 2017

Silence (2016)

Setelah menunggu sekian lama, akhirnya film ini tayang di bioskop Indonesia. Sebenernya sih sudah sempet tayang midnight beberapa waktu lalu. Namun, karena waktu itu saya ketiduran akhirnya tidak jadi menonton Silence. Hal itu membuat saya harus menunggu sampai film ini tayang secara reguler. Akhirnya penantian saya terbayar sudah. Saya berhasil menonton film ini. Oke, kita akan bahas tentang film ini. Silence merupakan passion project dari Martin Scorsese (Taxi Driver, Raging Bull, Goodfellas) sejak lama. Scorsese sudah merencanakan film ini sejak awal 1990-an. Namun, karena berbagai kendala film urung untuk di produksi. Penantian Scorsese terbayar sudah (sama seperti saya yang menunggu kepastian film ini tayang di Indonesia), butuh kurang lebih 28 tahun akhirnya film ini di produksi dan menjadi film terbarunya setelah The Wolf of Wall Street (2013). Naskahnya di tulis oleh Scorsese sendiri di bantu oleh Jay Cocks (The Age of Innocence, Gangs of New York) berdasarkan novel dengan judul yang sama oleh Shusaku Endo. Silence merupakan film ketiga dengan tema religi dari Scorsese setelah The Last Temptation of Christ (1988) dan Kundun (1997).

Rabu, 01 Maret 2017

Logan (2017)

Bersettingkan beberapa tahun di masa depan. Tepatnya tahun 2029. Di kisahkan bahwa para mutan mulai terancam punah. Sudah lebih dari 20 tahunan tidak ada mutan baru yang lahir. Menyisakan Professor X/Charles Xavier (Patrick Stewart) sudah berusia 90 tahun - merasa bahwa ini adalah "kiamat" bagi kaum mutan. Di usianya yang tua, ia sering sakit-sakitan. Begitu juga dengan Logan/Wolverine (Hugh Jackman), ia mulai kehilangan kemampuan supernya secara perlahan dan bisa di katakan ia sama sekaratnya dengan Xavier. Kini ia di sibukkan dengan merawat Xavier di bantu oleh seorang mutan bernama Caliban (Stephen Merchant). Selain itu, ia juga memiliki pekerjaan sebagai sopir limosin. Mereka hidup bersembunyi di perbatasan Meksiko, jauh dari keramaian dunia luar.

Rabu, 08 Februari 2017

John Wick: Chapter 2 (2017)

Lebih tepatnya tiga tahun lalu, siapa yang menyangka kisah tentang mantan hitman yang mobilnya di curi dan anjingnya di bunuh bisa menjadi sebuah film action yang seru, menghibur, dan berkualitas. Dengan cerita yang se-simple itu, John Wick (2014) mampu menarik atensi para kritikus dan penikmat film serta membanjirinya dengan berbagai pujian. Film ini di puji karena sanggup menampilkan visual dan adegan aksi yang memukau. John Wick juga di gadang-gadang sebagai comeback dari seorang Keanu Reeves ke genre action. Melihat kesuksesan besar film ini, pihak studio pun berani untuk membuatkan sequel-nya. Pada 2017 ini, rilislah John Wick: Chapter 2 yang kisahnya merupakan lanjutan langsung dari film pertamanya. Kabarnya, John Wick di rencanakan sebagai sebuah trilogi. Masih di sutradarai oleh Chad Stahelski (minus David Leitch - namun ia menjadi produser) dan naskahnya di tulis oleh Derek Kolstad.

Jumat, 20 Januari 2017

La La Land (2016)

Waktu denger kabar film La La Land ini mau masuk bioskop Indonesia, entah kenapa rasanya seneng banget. Soalnya jarang-jarang film kelas festival kayak gini masuk bioskop lokal. Terlebih lagi itu genre-nya musikal. In my opinion, di Indonesia film musikal sendiri peminatnya nggak seberapa di banding dengan film yang genre-nya action atau yang lain. Soalnya dulu waktu nonton Les Miserables (2012) penontonnya cuma sedikit (dan banyak yang ketiduran). Makanya itu sempet pesimis film ini bisa masuk kesini. Thanks God, finally I can watched this movie in big screen. Jauh sebelum filmnya rilis, La La Land sudah mendapat tanggapan yang positif. Jadi wajar saja kalau sebelum nonton filmnya - seenggaknya sudah memasang ekspetasi yang tinggi. Film ini di sutradarai dan naskahnya di tulis oleh Damien Chazelle yang 2014 lalu menghasilkan Whiplash yang sukses besar dan memenangkan beberapa nominasi pada ajang Academy Awards.

Selasa, 10 Januari 2017

Arrival (2016)

Film di buka dengan sebuah narasi dari Louise Banks (Amy Adams) seorang dosen dan ahli bahasa. Ia seakan-akan bercerita kepada kita atau penonton. Kemudian, film berganti tempat dan waktu di mana kita akan di perlihatkan kegiatan sehari-hari dari Louise sebagai dosen yang mengajar di suatu universitas. Waktu lagi enak-enak ngajar, seorang mahasiswi meminta Louise untuk menyalakan televisi. Dari tayangan televisi itulah kita akan tahu bahwa berbagai tempat di Bumi sedang di kunjungi oleh makhluk asing dengan pesawat yang berbentuk lonjong. Tak lama kemudian, datanglah Kolonel Weber (Forest Whitaker) dari pihak militer yang meminta bantuan Louise untuk menerjemahkan bahasa para alien itu. Weber hanya ingin tahu apa maksud kedatangan mereka dan apakah mereka berbahaya atau tidak. Dalam menjalankan misi ini, mereka juga di bantu oleh Ian Donnelly (Jeremy Renner) - seorang ahli fisika. Bersama mereka akan mengalami kejadian yang benar-benar di luar dugaan mereka.

Sabtu, 07 Januari 2017

Hard Target (1993)

Apa yang anda pikirkan jika mendengar nama Jean-Claude Van Damme? Ya, dia adalah aktor film terkenal. Lebih spesifiknya, dia adalah aktor langganan film-film action. Banyak film-film action - khususnya pada tahun 90-an - yang di bintangi oleh Van Damme. Dia adalah ikon film action kala itu. Film-film yang di bintangi beliau rata-rata sukses secara komersil, namun seringkali mendapat tanggapan negatif dari para kritikus. Harus di akui film-filmnya memang menghibur. Meski dari segi narasi terasa dangkal. Sedihnya, sudah jarang melihat dia main film dengan skala besar setelah dekade 90-an. Kebanyakan dia main di film-film kelas B atau straight-to-video. Hanya ada beberapa film besar seperti The Expendables 2 (2012) dan Kung Fu Panda 2 (2011).