Sabtu, 25 November 2017

Pacar Ketinggalan Kereta (1989)

Entah sudah berapa film musikal buatan lokal yang saya tonton. Kalau tidak salah Tiga Dara (hasil restorasi) adalah film musikal lokal yang terakhir saya tonton setahun lalu. Setelah sekian lama, akhirnya saya bisa menonton film musikal buatan anak negeri lainnya. Film itu adalah Pacar Ketinggalan Kereta. Sebuah film karya sutradara legendaris Indonesia - Teguh Karya. Sedikit trivia, film ini adalah film layar lebar terakhir dari beliau. Pacar Ketinggalan Kereta juga adalah salah satu upaya Teguh Karya untuk menggapai pasar mainstream. Usaha ini tergolong berhasil dan menjadikannya sebagai film yang paling banyak ditonton pada tahun itu (kata Wikipedia). Dalam ajang Festival Film Indonesia 1989, film ini mendapat 13 nominasi Piala Citra dan berhasil memenangkan delapan yaitu Film Terbaik, Sutradara Terbaik (Teguh Karya), Art (Adji Mamat Borneo), Editing (Karsono Hadi), Tata Musik Terbaik (Iwan Mauritz), Aktor Terbaik (Rachmat Hidayat), Aktris Terbaik (Tuti Indra Malaon), dan Aktris Pendukung Terbaik (Niniek L. Karim).
Film dibuka dengan acara memperingati 25 tahun pernikahan Bapak dan Ibu Padmo (Rachmat Hidayat dan Tuti Indra Malaon). Kita diperlihatkan Bu Padmo sedang sewot karena Pak Padmo mengundang sekretarisnya - Tante Retno (Niniek L. Karim) ke acara tersebut. Ternyata Bu Padmo cemburu melihat suaminya semakin hari semakin dekat dengan sekretarisnya dan ia mencium adanya bau perselingkuhan. Kekesalan Bu Padmo makin menjadi ketika putranya - Heru (Onky Alexander) berpacaran dengan Ipah (Nurul Arifin) - gadis yang dianggapnya tidak cocok karena dia pincang. Selain itu, ada sopir keluarga Padmo bernama Martubi (Alex Komang) yang berpacaran dengan Juminten (Nani Vidia). Perlu diketahui kalau Juminten ini adalah ART-nya Tante Retno. Sudah dipastikan Bu Padmo akan semakin marah bila mengetahui hal ini. Akhirnya, muncul beberapa kesalahpahaman yang diakibatkan oleh permasalahan tersebut.
Meskipun film ini berhasil merajai box office pada masanya, ada beberapa orang yang menganggap ini karya terlemah dari Teguh Karya. Mungkin mereka ada benarnya. Karena Teguh Karya terkenal menggarap film-film dengan tema yang kompleks. Sehingga tidak sesuai dengan ekspetasi awal mereka. Pacar Ketinggalan Kereta adalah film beliau yang paling ringan dan fun (saya baru melihat empat film beliau). Walaupun ini filmnya yang mainstream, Teguh Karya tetap menggarapnya dengan kualitas teknis yang mumpuni. Tidak hanya itu, beliau juga memasang aktor-aktor yang nge-hits waktu itu seperti Ayu Azhari, Didi Petet, Onky Alexander, Alex Komang, dan Nurul Arifin. Ia juga mengajak aktor-aktris senior yang tidak usah diragukan lagi kualitasnya seperti Rachmat Hidayat, Tuti Indra Malaon, Niniek L. Karim, hingga Rita Zahara. Semua pemeran film ini pun berhasil membawakan aktingnya masing-masing dengan baik.
Pacar Ketinggalan Kereta merupakan adapatasi bebas dari novel karangan Arswendo Atmowiloto yang berjudul Kawinnya Juminten. Arswendo juga ikut membantu Teguh dalam penulisan naskahnya. Cukup menarik menurut saya. Karena di novel Juminten adalah karakter utamanya, sedangkan di film yang menjadi karakter utama adalah Keluarga Padmo. Meskipun demikian, plot Juminten yang berpacaran dengan Martubi dan berencana untuk menikah masih menjadi salah satu fokus utama film ini. Seperti yang sudah saya bilang, bolehlah film ini tidak memiliki tema yang kompleks, tetapi ceritanya sendiri sebenarnya cukup kompleks. Karena di dalamnya terdapat sejumlah konflik yang saling berkaitan satu sama lain dan menimbulkan berbagai kebetulan dan kesalahpahaman ala-ala filmnya Coen Brothers. Selain itu ritme penuturan kisahnya mengalir sangat cepat, sehingga kita harus fokus saat menontonnya agar tidak kehilangan banyak informasi. Tetapi tenang saja, serumit-rumitnya cerita film ini akan dijelaskan semuanya saat ending. Menurut saya, filmnya masih enak untuk diikuti.
Oh iya, Pacar Ketinggalan Kereta juga dikategorikan sebagai film musikal. Menurut saya, unsur musikalnya terasa kurang rapi penempatannya. Tetapi jujur, saya tetap terhibur pada setiap kemunculannya. Musik gubahan Idris Sardi dibantu dengan tata suara milik Iwan Mauritz patut mendapatkan pujian yang tinggi. Musiknya punya peran besar dalam membangun suasana. Ada dua adegan yang cukup memorable bagi saya. Pertama saat Tante Retno menyanyikan lagu Gosip pada pesta pernikahan 25 tahun Keluarga Padmo. Kedua saat adegan berantem di diskotik yang sedikit mengingatkan saya kepada beberapa music video-nya Michael Jackson atau film West Side Story. Semua itu berkat kecermatan Roy Julius Tobing dan Karsono Hadi masing-masing sebagai director of photography dan editor.
Overall, Pacar Ketinggalan Kereta is director Teguh Karya's effort to reach mainstream audiences. This movie is also his last movie. Although, Pacar Ketinggalan Kereta is in mainstream category, Teguh Karya made this movie with super-saiyan level of craftmanship. Mr. Karya with the help from Arswendo Atmowiloto succeed to create a feel-good, yet exciting storytelling. Every actors/actresses in this movie did a spectacular work. Maybe, Pacar Ketinggalan Kereta isn't as great as his other works. But this movie is Teguh Karya's most entertaining movie. Thanks to Flik TV to show this classic gem! Damn, Ayu Azhari was kinda hot back then...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar