Rabu, 01 Maret 2017

Logan (2017)

Bersettingkan beberapa tahun di masa depan. Tepatnya tahun 2029. Di kisahkan bahwa para mutan mulai terancam punah. Sudah lebih dari 20 tahunan tidak ada mutan baru yang lahir. Menyisakan Professor X/Charles Xavier (Patrick Stewart) sudah berusia 90 tahun - merasa bahwa ini adalah "kiamat" bagi kaum mutan. Di usianya yang tua, ia sering sakit-sakitan. Begitu juga dengan Logan/Wolverine (Hugh Jackman), ia mulai kehilangan kemampuan supernya secara perlahan dan bisa di katakan ia sama sekaratnya dengan Xavier. Kini ia di sibukkan dengan merawat Xavier di bantu oleh seorang mutan bernama Caliban (Stephen Merchant). Selain itu, ia juga memiliki pekerjaan sebagai sopir limosin. Mereka hidup bersembunyi di perbatasan Meksiko, jauh dari keramaian dunia luar.
Ketenangan mereka mulai terusik saat Logan di datangi oleh seorang wanita misterius bernama Gabriela (Elizabeth Rodriguez) yang meminta tolong kepadanya untuk mengantarnya ke suatu tempat, tempat di mana para mutan bisa hidup damai. Gabriela tidak sendirian. Ia di temani oleh Laura (Dafne Keen). Mungkin banyak dari kita banyak yang tahu seperti apa Laura itu. Ya, seperti yang sudah di tampilkan di trailer-nya - Laura adalah anak kecil yang memiliki kemampuan yang sama seperti Logan. Di sisi lain, ada Donald Pierce (Boyd Holbrook) dan Zander Rice (Richard E. Grant) yang ingin memburu Laura karena di anggap sebagai "percobaan" yang gagal. Berhasilkah Logan dan kawan-kawan sampai ke tempat yang ingin mereka tuju? Lantas adakah hubungan khusus antara Logan dengan Laura?
Seperti yang sudah pernah di beritakan sebelumnya, Logan akan menjadi film ketiga sekaligus terakhir dari karakter Wolverine yang di mulai dengan X-Men Origins: Wolverine (2009) dan The Wolverine (2013). Kabarnya, ini juga merupakan film terakhir bagi Hugh Jackman untuk memerankan Logan/Wolverine. Masih di sutradarai oleh James Mangold (The Wolverine, 3:10 to Yuma, Identity). Naskahnya di tulis oleh Mangold sendiri dengan bantuan Scott Frank (Out of Sight) dan Michael Green (Alien: Covenant). Basis ceritanya terinspirasi dari komik "Old Man Logan" karya Mark Millar dan Steve McNiven. Dengan melihat kesuksesan Deadpool (2016), para produser film ini percaya diri untuk memasang rating "R". Hasilnya, Logan adalah film yang di penuhi dengan banyak adegan kekerasan.
Saat menonton Logan, entah kenapa rasanya film ini berbeda dengan film-film X-Men yang lain. I think - kurang terasa "X-Men" nya. Bisa di bilang Logan ini mirip-mirip sama Watchmen (2009), hanya saja tanpa kostum khas superhero. Menonton Logan seperti menonton sebuah film melodrama dengan karakter yang memiliki kekuatan super. Bukan berarti filmya melulu tentang drama, kita akan tetap menyaksikan beberapa adegan aksi sadis nan brutal selama filmnya bergulir. Seolah-olah si filmmaker benar-benar ingin memanfaatkan rating "R" yang di miliki film ini. Logan adalah film X-Men yang paling brutal (selain Deadpool). Kita akan melihat tangan terpotong, kepala terpenggal, dan banyak sekali darah yang bermuncratan. Hal itu membuat film ini mempunyai kesan realistis di dalamnya.
Logan adalah film X-Men yang paling membumi. Walau berisikan beberapa karakter yang memiliki kekuatan super, mereka tidak di gambarkan layaknya seorang superhero. Contohnya saja seperti Logan dan Professor X. Mereka adalah gambaran seseorang yang sudah lelah dengan urusan dunia dan segala tetek bengeknya. Mereka ingin mencoba hidup normal dan tenang. Masing-masing mempunyai masalah sendiri. Logan mulai kehilangan kemampuannya dalam beregenerasi. Ia tidak bisa sekuat dan sebugar dulu. Mau tidak mau ia harus menghidupi dirinya dan Xavier dengan bekerja sebagai sopir. Sedangkan Xavier - di usia tuanya - hanya bisa pasrah menunggu waktu sampai ajal menjemput. Jujur, cukup terkejut dengan penggambaran Xavier di sini. Jika di film X-Men terdahulu ia di gambarkan sebagai sosok yang bijaksana dan berwibawa, di sini ia di gambarkan sebagai orang tua yang keras kepala dan tidak berdaya. It also quite surprising - to see Xavier cursing a few times in this movie.
Hugh Jackman dan Patrick Stewart berhasil menghidupkan masing-masing karakter yang mereka perankan. Mereka sanggup memberikan pendalaman lebih pada karakter Logan dan Xavier yang telah lanjut usia dan mulai kehilangan kekuatan mereka. Tak lupa penampilan luar biasa Dafne Keen yang mampu mencuri perhatian sebagai Laura/X-23. Boyd Holbrook dan Richard E. Grant mungkin belum bisa jadi villain yang memorable. Namun, mereka bisa di katakan sudah memberikan kesan menacing bagi para protagonisnya. Bagi mereka yang mengharapkan adegan aksi spektakuler layaknya film X-Men terdahulu, mungkin akan sedikit kecewa dengan film ini. Karena seperti yang sudah di sebutkan tadi, ini adalah film X-Men yang membumi. Meskipun kita akan menjumpai beberapa adegan aksi, tapi unsur dramanya terasa lebih dominan di sini. Bagi kalian yang mencari sebuah tontonan superhero yang lengkap dengan drama psikologis dan karakterisasi dalam, Logan akan menjadi sebuah tontonan yang pas.
In the end, Logan is kinda different X-Men movie. It's dark, gritty, violent, and entertaining. Film X-Men yang paling membumi. Film X-Men yang nggak "X-Men" banget. Hugh Jackman (in his final performance as Logan) and Patrick Stewart gave a different look of their character and solid performance. I never expect - karakter Logan dan Xavier akan di tampilkan sedemikian rupa. Not to mention, Dafne Keen as Laura/X-23. She is the real scene stealer in this movie. Logan is a mixture of drama, a little bit of western, and superhero genre. Logan maybe not a great movie in X-Men Cinematic Universe. But it's a decent X-Men movie along with X2 (2003) and X-Men: Days of Future Past (2014). After watching this movie, I kinda feel sad. Because, maybe - we won't see Wolverine in the next X-Men movie.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar