Rabu, 31 Agustus 2016

Don't Breathe (2016)

Tahun 2016 memang belum berakhir. Tapi kita sudah disuguhi beberapa film horor bagus. Pertama ada The Conjuring 2. Meskipun tidak se-fresh pendahulunya, James Wan masih bisa memberikan tontonan horor yang solid. Kedua ada Lights Out dengan mengusung kisah horor yang unik. Kini yang terbaru ada Don't Breathe arahan Fede Alvarez. Tepatnya tiga tahun lalu, Alvarez membuat Evil Dead yang merupakan remake dari film yang berjudul sama karya Sam Raimi. Evil Dead memang meninggalkan humor gelap yang ada di versi original-nya. Namun Alvarez masih mampu menyajikan horor gila-gilaan melalui adegan gore yang over the top itu (khususnya adegan mengiris lidah - which is so f*cked up).

Lights Out (2016)

Film horor pada umumnya tidak jauh-jauh dari unsur kegelapan. Karena pada dasarnya kegelapan itu sendiri mengandung rasa seram, ngeri, maupun tidak nyaman. Setiap orang memiliki presepsi yang beda-beda. Mungkin beberapa dari kita sewaktu kecil takut sama yang namanya kegelapan. Karena imajinasi yang tinggi pada waktu itu, seakan-akan kita merasa "diawasi" oleh sesosok yang bersembunyi dalam gelap. Fenomena ini akhirnya menjadi inspirasi bagi David F. Sandberg untuk membuat film pendek berjudul Lights Out. Karena mendapat apresiasi yang sangat luar biasa, James Wan tertarik untuk memproduserinya dan menjadikannya film panjang. Sandberg tetap menjadi sutradaranya.

Selasa, 30 Agustus 2016

Where Eagles Dare (1968)

Sudah banyak film yang mengangkat tema Perang Dunia II. Dari Hollywood sendiri kebanyakan tentang pasukan Amerika melawan pasukan Jerman atau Nazi. Mungkin yang terkenal adalah Saving Private Ryan-nya Steven Spielberg. Kalau kalian suka nonton TV series, mungkin pernah denger yang namanya Band of Brothers - yg di produseri oleh Steven Spielberg (lagi) dan Tom Hanks. Nah, ada beberapa film yang mengambil pendekatan berbeda. Salah satunya Where Eagles Dare. Tidak seperti film-film PDII lain yang berperang secara terbuka di medan perang. Para karakternya disini melakukannya secara diam-diam. Sehingga bisa di kategorikan sebagai spionase.

Senin, 15 Agustus 2016

Tiga Dara (1956)

Baru satu film buatan Usmar Ismail yang sudah ketonton. Pertama ada Lewat Djam Malam (1954). Kebetulan waktu itu nonton yang versi restorasinya di bioskop dan itu merupakan pengalaman yang menyenangkan bisa nonton film jadul di layar lebar. Kali ini giliran Tiga Dara yang akan mendapat perlakuan sama. Kebetulan juga di sutradarai Usmar Ismail. Tentunya senang banget bisa nonton film Indonesia jadul sekali lagi di bioskop. Di banding Lewat Djam Malam yang bernuansa realis itu, ini merupakan karyanya yang bertujuan untuk menggaet penonton mainstream pada masa itu sehingga ceritanya tergolong simple and straight. Perlu diingat, ini adalah film musikal. Sedikit info, awalnya Usmar Ismail enggan mengerjakan film ini because it isn't his style to make a film like this. Namun karena saat itu Perfini (Perusahaan film Nasional) kekurangan dana. Akhirnya, film ini dibuat dengan bantuan dana dari pemerintah. Tujuannya, menarik banyak penonton dan sukses secara komersil.