Rabu, 08 Februari 2017

John Wick: Chapter 2 (2017)

Lebih tepatnya tiga tahun lalu, siapa yang menyangka kisah tentang mantan hitman yang mobilnya di curi dan anjingnya di bunuh bisa menjadi sebuah film action yang seru, menghibur, dan berkualitas. Dengan cerita yang se-simple itu, John Wick (2014) mampu menarik atensi para kritikus dan penikmat film serta membanjirinya dengan berbagai pujian. Film ini di puji karena sanggup menampilkan visual dan adegan aksi yang memukau. John Wick juga di gadang-gadang sebagai comeback dari seorang Keanu Reeves ke genre action. Melihat kesuksesan besar film ini, pihak studio pun berani untuk membuatkan sequel-nya. Pada 2017 ini, rilislah John Wick: Chapter 2 yang kisahnya merupakan lanjutan langsung dari film pertamanya. Kabarnya, John Wick di rencanakan sebagai sebuah trilogi. Masih di sutradarai oleh Chad Stahelski (minus David Leitch - namun ia menjadi produser) dan naskahnya di tulis oleh Derek Kolstad.
Melanjutkan apa yang tertinggal di film pertamanya. John Wick (Keanu Reeves) sedang dalam perjalanan mencari mobilnya yang belum "di kembalikan". Kita akan tahu kalau mobilnya John berada di tangan Abram Tarasov (Peter Stomare) - saudara dari Viggo (yang merupakan villain dari film pertama). Kemudian cerita berpindah saat John di datangi oleh Santino D'Antonio (Riccardo Scamario) yang meminta bantuan kepada John untuk membunuh saudarinya, Gianna (Claudia Gerini). Namun, John menolak dengan alasan ingin pensiun. Santino terus memaksanya karena ia merasa John berhutang budi pada dirinya. Akhirnya, John menerima tawaran tersebut dengan syarat ini adalah yang terakhir kalinya ia beraksi. John tidak menyadari bahwa ia sedang berhadapan dengan sesuatu yang besar nanti. Salah satunya adalah berhadapan dengan para pembunuh dari seluruh dunia.
Menyesal. Yes, that's what I felt. Betapa menyesalnya tidak menyaksikan film pertamanya di layar lebar. John Wick pertama adalah sebuah cinematic experience yang akan lebih terasa efeknya kalau nonton di bioskop. Waktu denger film keduanya sudah di rilis bioskop, tidak butuh pikir panjang untuk segera menontonnya. Hasilnya, cinematic experience yang tidak di dapatkan saat tidak menonton film pertamanya di bioskop, kini terbayar lunas. John Wick: Chapter 2 is indeed a cinematic experience. Menonton John Wick mengingatkan kepada film-film Gun-Fu dari Hong Kong pada tahun 1980 hingga tahun 1990-an. Lebih tepatnya film-film yang di sutradarai oleh John Woo seperti A Better Tomorrow (1986), The Killer (1989), dan Hard Boiled (1992).
Tidak perlu waktu yang lama, sejak menit pertama film ini langsung menggedor jantung penontonnya dengan sajian adegan aksi yang memukau. Semua adegan aksi disini sama indahnya atau bahkan lebih dari film pertamanya. Stahelski sepertinya belajar dari film sebelumnya. John Wick 2 melipatkan gandakan segalanya. Mulai dari aksinya sampai sinematografinya. Sinematografi dari Dan Laustsen patut di beri acungan jempol atas gambar-gambarnya yang indah. Melihat adegan-adegan yang ada di film ini rasanya ingin men-screenshot adegan tertentu terus melabelinya dengan "one perfect shot". Adegan aksinya juga di kemas dengan baik. Berbeda dengan film action kebanyakan yang men-shoot adegannya dengan efek shaky. Film ini menempatkan kameranya secara statis dan bergerak secara halus. Sehingga kita bisa melihat koreografi bertarung dan tembak-tembakannya secara jelas.
I was stunned by Keanu Reeves' performance. Di umurnya yang tak lagi muda (mendekati angka 53), Reeves masih sanggup melakoni adegan aksi yang keren nan bad-ass. Waktu melihat beliau beraksi entah kenapa, lupa kalau dia umurnya sudah tua. Beliau terlihat seperti umur 20-an. Fisiknya masih segar dan bugar. Ekspresi dingin dan sangar mampu di tampilkan dengan baik oleh Reeves (tapi masih susah melupakan aktingnya di Bill & Ted's Excellent Adventure). Kekurangan film ini ada satu sebenarnya. Kalau belum menonton film pertamanya, mungkin akan sedikit kebingungan dengan ceritanya. Overall, John Wick: Chapter 2 is fun, exciting, thrilling, and very entertaining. Not to mention its great action sequences and impressive cinematography. One of the best action movie of the year. I kept saying "astagfirullah" and subhanallah" while watching this movie. Keanu Reeves nailed it again!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar