Selasa, 25 Juli 2017

Dunkirk (2017)

Judul film ini mengacu pada sebuah daerah di Perancis. Daerah tersebut pernah menjadi tempat bersejarah pada masa Perang Dunia II. Peristiwa tersebut dinamakan Evakuasi Dunkirk atau Operasi Dynamo. Operasi ini merupakan misi untuk menyelamatkan tentara sekutu ketika mereka berhasil dikepung oleh tentara Jerman di sebuah pantai pada Pertempuran Perancis. Peristiwa itu berlangsung pada tanggal 26 Mei sampai 4 Juni 1940. Perdana Menteri Inggris - Winston Churchill - menyebut peristiwa ini "Musibah militer yang sangat besar". Menurut catatan sejarah, kurang lebih sekitar 300.000 tentara berhasil dievakuasi. Peristiwa bersejarah ini ternyata menarik perhatian sutradara Christopher Nolan untuk dijadikan film barunya yang diberi judul Dunkirk. Di filmnya terbarunya ini, Nolan membuat cerita yang sepenuhnya fiksi. Namun, berlatarkan peristiwa tersebut.

Christopher Nolan membagi filmnya menjadi tiga bagian menurut tempatnya. Di darat (The Mole), laut (The Sea), dan Udara (The Air). Tidak hanya itu, Nolan juga memberi setting waktu yang berbeda-beda terhadap tiga tempat itu. Ia menciptakan karakter-karakter fiksi, namun ia juga menampilkan bagaimana karakter-karakter itu berhubungan dengan peristiwa nyatanya. Setiap tempat memiliki cerita yang berbeda-beda.
Di darat (The Mole) dikisahkan ada seorang prajurit Inggris bernama Tommy (Fionn Whitehead) yang sedang dalam perjalanan menuju pantai. Tujuannya tidak lain adalah untuk dievakuasi. Perjalanannya menuju pantai tidaklah mudah. Ia harus melarikan diri dari hujan peluru tentara Jerman. Sesampainya di pantai ia bertemu Gibson (Aneurin Barnard) dan Alex (Harry Styles). Bersama-sama mereka berusaha mencari cara untuk keluar dari tempat itu. Di tempat yang sama, ada Commander Bolton (Kenneth Branagh) yang memimpin jalannya proses evakuasi. Ia dibantu oleh Kolonel Winnant (James D'Arcy).

Di laut (The Sea) menceritakan warga sipil bernama Mr. Dawson (Mark Rylance) dan anaknya - Peter (Tom Glynn-Carney) yang berangkat menuju Dunkirk untuk membantu proses evakuasi. Saat akan berangkat teman Peter yang bernama George (Barry Keoghan). Saat di perjalanan menuju tempat evakuasi, mereka menyelamatkan seorang prajurit (Cillian Murphy). Konflik di sini muncul di kala si prajurit itu tahu kalau Mr. Dawson akan menuju Dunkirk. Sehingga muncul suatu pertikaian di sini.
Terakhir mengambil tempat di udara (The Air). Karakter yang ditampilkan di bagian ini adalah dua pilot yang masing-masing bernama Farrier (Tom Hardy) dan Collins (Jack Lowden). Diceritakan mereka baru saja kehilangan pimpinan mereka yang jatuh di tembak oleh pesawat Jerman. Situasi semakin runyam saat mereka sadar kalau bahan bakar mereka mulai cepat menipis.

Nolan membuat film perang? Ya, pertanyaan itu terbesit dalam pikiran saya waktu mendengar Nolan mengumumkan project terbarunya. Ini pertama kalinya ia membuat film yang berdasarkan peristiwa sejarah. Melihat materi yang akan dibawakannya, lantas saya tidak memasang ekspetasi tinggi sebelumnya. Karena waktu itu saya mengira filmnya akan lurus-lurus saja. Ternyata ada benarnya, Dunkirk adalah film Nolan yang paling "lurus" sejak Insomnia. Lurus yang saya maksud di sini adalah tidak adanya plot rumit macam Inception atau Interstellar yang sampai mengerutkan dahi. Karena ceritanya sendiri berdasarkan peristiwa sejarah. Namun ada satu hal yang membuat film ini tidak bisa dikatakan sepenuhnya "lurus".
Seperti yang saya singgung di paragraf sebelumnya, Dunkirk tidak bisa dikatakan sepenuhnya lurus. Mengapa? Karena kita akan melihat salah satu ciri khas Nolan, yakni kegemarannya dalam memainkan persepsi waktu. Kisahnya tampil dalam alur non-linear. Ceritanya tetap saling berhubungan satu sama lain meski tidak berurutan. Hal tersebut sanggup menambah keasyikan tersendiri saat menonton filmnya. Sesuatu yang jarang (atau bahkan belum pernah) ditampilkan dalam sebuah film perang. Alurnya meloncat-loncat dengan rapi. Kita bisa melihat persepsi karakternya terhadap peristiwa itu melalui berbagai macam point of view. Tentunya kita (dan Nolan) harus berterimakasih kepada Lee Smith (Spectre, Interstellar) selaku editor yang mampu menyusun serangkaian adegannya dengan rapi dan teliti.

Kurang afdol rasanya membahas Dunkirk tanpa membahas masalah teknisnya. Pertama-tama saya membahas dari segi sound-nya. Hans Zimmer (The Dark Knight Trilogy, Gladiator) sukses ikut membangun atmosfer filmnya. Komposer langganan Nolan ini menggabungkan musiknya dengan suara jam berdetik. Di luar dugaan, hasilnya saya hampir bisa merasakan ketegangan seperti yang dirasakan oleh para karakter di dalam film ini. Saya jadi ikut-ikutan bersiaga perihal apa yang akan terjadi selanjutnya. Score gubahan Zimmer terdengar seperti score film horor bagi saya. Kedua adalah sinematografi arahan Hoyte van Hoytema (Her, Spectre) yang luar biasa. Penempatan kameranya mampu membangun suasana horor filmnya. Hoytema bisa membuat saya seolah-olah sedang bermain Medal of Honor atau Call of Duty. Ditambah lagi Dunkirk di-shot menggunakan kamera IMAX 70mm yang pastinya akan memberikan cinematic experience yang berbeda.
Sebenarnya ada satu hal yang menjadi kekurangan bagi Dunkirk. Saya hampir tidak merasakan adanya emosi pada setiap karakternya. Setiap karakternya terasa seperti sekedar lewat. Mungkin saya punya bayangan kalau film ini akan seperti Saving Private Ryan atau Born on the Fourth of July. Tapi saya tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Nolan. Karena niatnya saat membuat Dunkirk adalah menitikberatkan kepada experience dan pendekatan realistis. Hal itu ada baiknya juga. Tapi saat momen interaksi antar manusianya, hal itu terasa hambar dan tanggung. Menurut saya tidak salahnya jika seandainya Nolan mau menambahkan sedikit emosi pada karakternya. Jika benar-benar dicari, saya baru merasa emosi film ini saat adegan Commander Bolton melihat bala bantuan dari warga sipil datang.

I must admit, Fionn Whitehead dan Harry Styles sudah berakting cukup apik dalam debut akting mereka. Begitu juga dengan yang lain. Terlebih Tom Hardy yang hanya bicara kurang dari sebelas kalimat. Jika disandingkan dengan karyanya yang lain, Dunkirk mungkin bukan karya terbaik dari Nolan. Namun jika disejajarkan dengan film-film perang yang lain. Saya percaya kalau Dunkirk adalah salah satu yang terbaik. Awalnya saya ingin memberi nilai tiga setengah. Tapi efek IMAX-nya berhasil menghipnotis saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar