Selasa, 30 Januari 2018

L'Avventura (1960)


TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SEDIKIT SPOILER

Apa yang kita harapkan saat menonton film? Pada umumnya penonton mengharapkan sebuah cerita film yang ditampilkan memiliki konflik dan penyelesaian. Memang, garis besar sebuah film narasi singkatnya terdiri dari pengenalan tokoh, pemunculan konflik, konflik, klimaks, dan penyelesaian. Pakem tersebut jelas sering dipakai di kebanyakan film meski strukturnya non-linear. Setidaknya itu pemahaman orang-orang zaman dulu sampai akhirnya film ini dirilis pada tahun 1960 dan tayang di Cannes. Penonton terbagi dua kubu. Sebagian membencinya, sisanya suka dengan film ini dan menganggapnya sebagai gebrakan baru dalam sinema dunia. Apa yang membuat film ini bisa memecah belah penontonnya?

L'Avventura sebenarnya menawarkan cerita yang sederhana. Anna (Lea Massarri) dan Sandro (Gabriele Ferzetti) hendak berlibur ke sebuah pulau di tengah laut Italia. Anna mengajak Claudia (Monica Vitti) yang merupakan sahabatnya. Bersama beberapa orang lagi, berangkatlah mereka kesana dengan menaiki kapal. Sekilas semua tampak baik-baik saja. Mungkin hanya Anna yang menunjukkan gejala-gejala tidak biasa. Ia seperti resah dan kesal akan sesuatu. Namun tidak pernah dijabarkan secara detail. Michelangelo Antonioni rajin menampilkan Anna hampir di setiap adegan. Sampai di point ini saya mulai merasa ada sesuatu yang aneh.
Saat kapal mulai mendekati pulau itu, semua orang terpukau akan keindahannya dan mulai menjelajahinya. Hampir semua orang muncul di setiap adegan. Ada satu adegan yang menarik perhatian, yakni pertikaian antara Sandro dengan Anna. Hubungan mereka sepertinya sedang mengalami masalah. Namun sekali lagi, akar permasalahan mereka tidak dijelaskan secara detail. Pertikaian itu diakhiri dengan Anna yang memutuskan untuk jalan-jalan sebentar. Sandro yang pusing dengan omelan Anna memutuskan untuk tiduran sejenak. Antonioni pun mengalihkan fokus adegannya kepada karakter lain.

Semua orang sudah lelah. Mereka memutuskan untuk mengakhiri perjalanan. Saat mau pulang tiba-tiba Claudia bertanya:

"Di mana Anna?"
Sandro berhenti sejenak dan sepertinya dia baru ingat kalau Anna sudah tidak terlihat. Semua orang akhirnya urung pulang. Mereka bekerja sama untuk mencari Anna. Lama-kelamaan mereka menyerah. Pencarian Anna diserahkan sepenuhnya kepada polisi setempat. Tetap saja, Anna belum ditemukan. Claudia masih belum menyerah ia tetap terus mencari. Sedangkan Sandro tampaknya sudah putus asa. Dalam keputusasaannya itu, ia perlahan mulai mendekati Claudia. Hal ini tentu ditolak mentah-mentah olehnya, menganggap Sandro memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan dengan hilangnya Anna. Di manakah Anna berada? Sayangnya, Antonioni enggan menjawab hal itu. Sehingga hingga filmnya berakhir keberadaan Anna masih menjadi misteri.

Akhirnya setelah menonton film ini saya mengerti kenapa dulu banyak orang yang membencinya. Pertama alurnya yang sangat lambat. Pemunculan konfliknya lama sekali. Penonton jelas akan merasa bosan dibuatnya. Kedua seperti yang saya sebutkan di paragraf sebelumnya. Antonioni tidak memberikan konklusi yang jelas atas keberadaan Anna. Beliau malah memfokuskan filmnya kepada hubungan Sandro dengan Claudia. Inilah yang paling membuat kesal penonton. Sudah dibikin bosan, malah akhirnya tidak diberikan jawaban dari misteri yang ada. Bahkan konon saat tayang di Cannes beberapa penonton sampai berteriak "Cut!" di suatu adegan karena saking panjangnya dan tidak terjadi apa-apa di situ.
Meski banyak hal kontroversial yang meliputinya, sejujurnya saya menyukai film ini. Ada beberapa interpretasi di pikiran saya mengenai film ini. Namun interpretasi itu bisa saja salah atau benar. Berikut interpretasi saya.

Di filmnya ditunjukkan kalau Sandro sudah mulai putus asa untuk mencari Anna. Ia diam-diam menyukai Claudia dan mencoba untuk mendekatinya. Claudia menolaknya karena ia merasa seperti mengkhianati sahabatnya sendiri. Ia tetap berusaha untuk mencari Anna. Sandro pun ikut menemani Claudia dalam pencarian tersebut dan tetap berusaha untuk merayu Claudia. Banyak petunjuk yang mereka temukan. Tapi tidak satupun yang berhasil membawa mereka kepada Anna. Lama-kelamaan Claudia pun jatuh ke rayuan Sandro. Di mulailah kisah percintaan mereka berdua. Pencarian keberadaan Anna sudah tidak menjadi hal penting lagi.
Menurut saya, Antonioni mencoba menyampaikan sesuatu dari penggalan cerita yang saya tulis di paragraf sebelumnya. Beliau ingin penonton merenungkan apa arti dari sebuah komitmen. Berapa lama cinta kita kepada seseorang mampu bertahan? Antonioni ingin menyampaikan kalau cinta sewaktu-waktu bisa memudar. Untuk mengetahui kadar kesetiaan seseorang, maka seseorang itu haruslah diberi cobaan. Dalam film ini cobaan tersebut diwujudkan dengan hilangnya Anna. Sehingga kita bisa tahu sampai mana kesetiaan Sandro kepada kekasihnya. Setidaknya hanya ini interpretasi yang bisa saya sampaikan.

Sebenarnya saya tidak cukup puas dengan interpretasi saya. Saya kemudian mencari-cari interpretasi orang-orang yang sudah menonton film ini. Ada satu yang menarik perhatian saya. Interpretasi ini datang dari seorang penulis bernama Alain Robbe-Grillet. Menurutnya beberapa adegan setelah Anna menghilang mengambil dari sudut pandang orang yang tidak terlihat. Tidak lain adalah Anna sendiri. Menurutnya film ini mengambil sudut pandang Anna seakan-akan ia sedang mengikuti Sandro dan Claudia secara diam-diam. Interpretasi yang aneh memang. Tapi entah kenapa - saya rasa ada benarnya juga.
Pada akhirnya, L'Avventura menjadi sebuah "love/hate experience". Saya menyukainya karena Antonioni memberikan suatu studi karakter dan mengajak penonton merenungkan kembali arti dari sebuah komitmen. Selain itu beliau juga memberikan gebrakan berarti dalam perkembangan dunia sinema melalui caranya dalam bernarasi. Di satu sisi saya juga kesal karena sedari awal kita diberikan sebuah misteri yang membuat penasaran. Namun dengan kurang ajarnya, Antonioni tidak memberikan jawabannya. L'Avventura mungkin tidak cukup untuk ditonton sekali. Mungkin dua kali atau lebih. Karena menurut saya untuk bisa memahami film ini secara utuh, tidak hanya sekedar ditonton saja, namun harus benar-benar dirasakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar